Kanker Serviks Penyebab dan Pencegahannya

Kanker Seviks Penyebab dan Pencegahannya

Kanker serviks (cervix) atau lebih dikenal sebagai kanker leher rahim, adalah merupakan tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks/cervix), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan mulut leher pintu masuk ke dalam rahim terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). Dan bila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh.


Rahim dan Serviks

Jenis penyakit ini tergolong penyakit berbahaya , karena kanker serviks muncul secara diam-diam. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut dan berakhir dengan kematian. Saat ini, kanker serviks menjadi penyebab kematian wanita nomor dua di dunia setelah penyakit jantung koroner. Namun bisa saja akan menjadi penyebab kematian wanita nomor satu, jika tidak dilakukan upaya deteksi dini untuk mencegah perkembangan penyakit ini.

Penyebab Kanker Serviks

1. HPV (Human Papilloma Virus) tipe 16 dan 18
Penyebab kanker serviks adalah virus HPV (Human Papilloma Virus) yang memiliki 100 type atau varian, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.

2. HPV (Human Papilloma Virus) tipe 6 dan 11
Meski tidak seperti HPV 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks, HPV tipe 6 dan 11 juga bisa mengarah menjadi kanker serviks. Penyakit kutil kelamin pada daerah genital (kondiloma akuminata) yang disebabkan virus HPV tipe 6 dan 11 juga bisa menyebabkan terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim. Kutil kelamin adalah benjolan-benjolan yang tumbuh pada alat kelamin manusia dalam berbagai bentuk. Pada wanita, kutil kelamin tumbuh pada vulva dan serviks. Sedangkan pada pria, kutil kelamin akan cenderung muncul pada penis, skrotum atau selangkangan . Pada wanita yang sedang mengandung, kutil kelamin yang diderita bisa menjangkiti janin dalam kandungannya pada saat lahir. Kutil kelamin bisa menembus dan bertransmisi pada bayi, sehingga akan menyebabkan kutil pada leher bayi dan membuat bayi kesulitan bernafas, yang mengarah pada pertumbuhan kanker leher.

3. Kebiasaan Buruk Merokok
Tembakau dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks. Wanita-wanita dengan infeksi HPV yang merokok mempunyai risiko kanker leher rahim yang lebih tinggi daripada wanita-wanita dengan infeksi HPV yang tidak merokok. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia, zat nikotin serta "racun" lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim.

4. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
Hubungan seksual pertama kali sebelum usia 16 tahun berkaitan dengan peningkatan risiko kanker leher rahim 2 kali dibandingkan wanita yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.

5. Berganti-ganti Pasangan Seksual
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin banyak partner seksual maka semakin meningkat risiko kanker leher rahim. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara penularan antar organ kelamin saat berhubungan intim, maupun seks oral. Bahkan penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, virus ini tak hanya menular melalui cairan, tapi bisa berpindah melalui sentuhan kulit.

6. Gangguan sistem kekebalan tubuh
Wanita-wanita dengan infeksi HIV (virus yang menyebabkan AIDS) atau yang meminum obat-obat penekan sistim imun mempunyai risiko yang lebih tinggi dari rata-rata mengembangkan kanker leher rahim. Pada Anda yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga Anda mudah terinfeksi.

7. Pemakaian Pil-pil Pengontrol Kelahiran
Menggunakan pil-pil pengontrol kelahiran untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim diantara wanita-wanita dengan infeksi HPV.


Gejala-gejala Kanker Serviks

Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Tetapi ketika ketika kanker serviks memburuk, wanita akan mengalami gejala-gejala:

1. Perdarahan vagina yang abnormal

  • Perdarahan yang terjadi diantara periode-periode teratur menstruasi
  • Perdarahan setelah hubungan seks (contact bleeding)
  • Periode-periode menstruasi yang berlangsung lebih lama dan lebih berat daripada sebelumnya
  • Perdarahan setelah menopause

2. Kotoran vagina yang meningkat
3. Nyeri pada bagian pelvic
4. Nyeri sewaktu hubungan seks
5. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal
6. Penurunan berat badan yang drastis
7. Bila menyebar ke panggul maka wanita akan merasakan keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.


Cara Mengetahui / Mendiagnosis Kanker Serviks 

Diagnosis dari kanker leher rahim berdasarkan gejala dan hasil dari pemeriksaan, seperti:

1. Pap smear

Pap smear adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh dari apusan leher rahim. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat. Dari hasil pemeriksaan ini juga dapat ditentukan stadium dari kanker leher rahim, yaitu:
  • Normal
  • Displasia ringan, yaitu perubahan pada leher rahim masih pada tingkat dini yang belum bersifat ganas
  • Displasia berat, yaitu perubahan yang lebih lanjut dari sel leher rahim, tetapi masih belum bersifat ganas
  • Karsinoma in situ, yaitu kanker yang terbatas pada lapisan paling luar dari leher rahim
  • Kanker invasif, yaitu kanker yang sudah menyebar ke lapisan leher rahim yang lebih dalam atau ke organ tubuh yang lainnya.

Pap Smear


2. Kolposkopi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melihat keadaan leher rahim secara langsung dengan suatu alat yang disebut dengan kolposkop.

3. Biopsi
Biopsi pada leher rahim merupakan suatu prosedur yang dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan leher rahim untuk kemudian diperiksakan di bawah mikroskop. Dari pemeriksaan biopsi dapat diketahui diagnosis pasti dari kanker leher rahim.

Biopsi


Cara Pengobatan Kanker Serviks

Pengobatan kanker mulut rahim ditentukan oleh berat ringannya penyakit atau stadium dari penyakit. Untuk stadium awal tindakan operasi merupakan pilihan pertama. Pilihan pengobatan yang lain berupa terapi penyinaran, terapi biologis dan kemoterapi, yang dilakukan pada kasus-kasus yang sudah lanjut. Pada beberapa kasus mungkin juga dilakukan histerektomi, yaitu suatu prosedur untuk mengangkat rahim secara total.

Selain pemilihan cara pengobatan berdasarkan berat ringannya penyakit, juga harus diperhatikan efek samping dari masing-masing cara pengobatan. Terapi penyinaran, misalnya, dapat menyebabkan iritasi pada vagina dan rektum, kerusakan pada kandung kemih dan terganggunya fungsi indung telur. Kemoterapi dapat menyebabkan terjadinya kerontokan rambut, gangguan pencernaan, mudah mengalami infeksi, dan perdarahan.



Cara Mencegah Kanker Serviks

Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks atau kanker leher rahim :

1. Mencegah terjadinya infeksi HPV
Pertama tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksinasi HPV . Vaksin HPV saat ini sudah digunakan untuk mencegah kanker leher rahim dan kutil kelamin yang disebabkan HPV. Vaksin tersebut bekerja dengan cara melindungi dari 4 tipe HPV yang paling sering menyebabkan penyakit, yaitu tipe 6, 11, 16, dan 18, tipe yang menyebabkan 70% kanker leher rahim dan 90% kutil kelamin. Sebaiknya vaksin diberikan sebelum kontak seksual pertama atau sebelum wanita terekspos dengan HPV. Hal ini disebabkan karena vaksin mencegah penyakit pada wanita yang belum terkena satu atau beberapa tipe HPV yang dapat dilindungi oleh vaksin. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk lebih jelasnya untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks.

Vaksin HPV


Yang kedua dengan menghilangkan resiko perilaku seksual yang dapat meningkatkan paparan terhadap virus HPV tersebut seperti seks yang dilakukan pada usia dini dan seks bebas berganti-ganti pasangan dll

2. Melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur
Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur:
  • Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun 
  • Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin
  • Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
  • Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker
  • Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan abnormal
  • Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker maupun kanker serviks.

Saran tambahan untuk mengurangi kemungkinan terkena Kanker Serviks

1. Konsumsi vitamin
Mengonsumsi vitamin A, C dan E dapat menghentikan atau mencegah perubahan keganasan pada sel-sel leher Rahim.

2. Makan serealia sarapan yang difortifikasi
Makan serealia yang difortifikasi folic acid sekitar 400 mcg setiap hari dari serealia atau roti yang difortifikasi, atau dalam bentuk suplemen dapat membantu. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda untuk lebih jelasnya. Cegah kanker serviks sebisa mungkin.

3. Makan sayuran pembasmi HPV
Perempuan yang diet tinggi sayuran beresiko lebih rendah 50% menderita infeksi HPV yang berlangsung lama, yang juga berarti berkemungkinan lebih kecil mengembangkan kanker serviks. Tambahkan semua jenis buah dan sayuran warna pelangi ke dalam diet Anda untuk mendapatkan perlindungan terbaik.

4. Jangan merokok
Kendati kebanyakan infeksi HPV lenyap dengan sendirinya tanpa diobati, hal ini jarang terjadi pada perempuan yang merokok. Penyebabnya adalah asap rokok melemahkan pertahanan tubuh. Infeksi HPV berlangsung lebih lama pada perempuan yang merokok dibandingkan yang tidak, dan meningkatkan resiko kanker serviks. Sedapat mungkin cegah kanker serviks dengan menghindari merokok.

5. Makan brokoli dan kerabatnya
Senyawa tumbuhan di dalam brokoli, kembang kol, dan lain-lain dapat membantu sel-sel yang terinfeksi HPV menghancurkan diri sendiri. Cara ini sangat alamiah untuk menghilangkan sel-sel yang tidak sehat sehingga dapat meminimalkan resiko terkena kanker serviks.

6. Hindari menaburi dedak atau talk pada daerah kelamin
Pemakaian talk pada vagina wanita usia subur bisa memicu terjadi kanker ovarium (indung telur). Saat ovulasi terjadi perlukaan di ovarium. Nah, bila partikel talk atau bedak masuk akan menempel di atas luka tersebut. Akibatnya bisa merangsang bagian luka untuk berubah sifat jadi kanker

7. Diet Rendah Lemak
Penting diketahui, timbulnya kanker pun berkaitan erat dengan pola makan seseorang. Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak akan jauh lebih berisiko terkena kanker endometrium (badan rahim). "Sebab lemak memproduksi hormon estrogen. Sementara endometrium yang sering terpapar hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi kanker.


Semoga bermanfaat

Source: Dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © oo Info NATNET - Informasi Internet oo Kanker Serviks Penyebab dan Pencegahannya